Teringat akan 20 tahun silam; saat mengumandang lagu-lagu hit 80-an, teringat juga kala itu kehidupan ku sebagai anak kontrakan; anak kost : menahan lapar ; pokoknya, makan ta' karuan. Ya, terpaksa mie instan lagi.
Pasang musik sekencang-kencangnya; tak perduli dengan teman se rumah apalagi se kamar. Namun, tatkala keadaan ini kembali lagi saat di Qatar ini, Saya usahakan menghormati teman se kamar saya ; laki.
Perusahaan asing, dimana saya bekerja saat ini: memberikan pemondokkan khusus orang Indonesia. Satu pemondokkan isinya 6 kamar=12 orang dan termasuk mobil jemputan dari pondokkan ke kantor dan sebaliknya. Pokoknya, yang diurus hanya kerjaan doang.
Dan kembali ke teman sekamar, teman se kamar saya; namanya Arif (umur 40-an) seorang Muslimin. Pengalaman saya yang 20 tahun itu menjadi pengalaman berharga buat saya ; tatkala saya pulang pagi; karena kerja malam, saya membuka pintu kamar dan pintu lemari dengan perlahan-lahan agar teman saya itu tidak terbangun dari tidur nyenyaknya. Dan untuk memakai komputer; laptop pribadi , saya usahakan keruangan tamu bawah; dengan maksud agar teman saya tidak terganggu dari mimpi indahnya.
Pernah, kali waktu; saat saya pulang pagi, saya mau buka kamar ternyata dikunci dari dalam dan kuncinya ternyata nempel di lobang kunci; dan akhirnya tidak bisa saya buka. Dan akhirnya, saya tidur di sofa bawah aja; demi untuk menghormati teman saya. Pokoknya, energi saya menghormati orang lain seperti diri saya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar