Waktu senggangku ku nikmati dengan menorehkan energiku di blogku dan melihat-lihat Facebook dan Blog anak-anakku yang memberikanku energi; yang setiap hari dapat kupantau emosi dan semangat mereka. Dan tak' lupa sambil kunikmati lagu-lagu jazz yang smooth ; energik dan semangat hanya di :
Sabtu, 26 September 2009
Rabu, 23 September 2009
Radio Energi
Setiap hari-hariku; rinduku ingin mendengar berita dan lagu dari Indonesia khususnya
berita seputar Jakarta, Aku mendengar dari Radio Sonora
Dan mendengar kenangan yang indah dunia 80-an hanya di :
1. Best 80
2. Just 80
3. Sound 80
4. Lite 80
5. Awesome 80
6. Worldnet 80
berita seputar Jakarta, Aku mendengar dari Radio Sonora
Dan mendengar kenangan yang indah dunia 80-an hanya di :
1. Best 80
2. Just 80
3. Sound 80
4. Lite 80
5. Awesome 80
6. Worldnet 80
Senin, 21 September 2009
Soripada na burju; Istri yang baik
Rindu. Itulah satu kata yang merasuk hatiku; ntah' kenapa, kalau aku pergi jauh demi sesuap nasi :
1. Di Batam tahun 1990; saat itu belum nikah; diriku selalu rindu dengan bekas pacarku ; yang menjadi istriku sekarang dan anehnya ada aja lagu rindu ku saat itu yaitu: " Ini rindu " ; katakan padanya aku rindu. Yang dinyanyikan dengan apiknya oleh Alm. Farid Hardja
2. Tatkala di Batam lagi tahun 1999; sudah punya anak dua, ku rindu lagi dan ada aja lagu rindu saat itu yaitu : " Kuch kuch Hota Hai " ; film India yang sangat romantis 98' yang dinyanyikan dengan romantis dan indahnya oleh duet artis India
Oh, indahnya lagu-lagu itu. Untuk mengingatkan masa nostalgia romantisnya film ini dapat dinikmati : Part- 1 , Part-2 , Part-3
3. Dan saat di Qatar ini; lagu rindu ku : " Soripada Naburju " ; yang artinya : Istri yang baik yang dinyanyikan sangat menyentuh oleh trio penyanyi Batak : Trio Perdana dengan lirik yang sangat indah dan menyentuh :
Soripadakku naburjuNalambok malilu
Tohoma ho boru ni Raja
Tinodo ni dainang I
Nang pe sipata salah do au
Ekkel mi dibahen ho
Tung so muruk, tung so muruk
Tung lambok panukkun mi
Reff.: Namalo do dainang manodo ho
Nalao parumaenna
Boi ho sipaniroi, sipanuturi
Diparsaripeonta
Songon lambok ni nambur
Pambaenan mi
Tu damang dainang i
Homa na parjolo, ho do na parpudi
Saleleng ngolukki.
Istri yang baik merupakan putri Raja yang menjadi idaman Orang-Tua kita. Walaupun kita salah, istri tidak marah; malah dengan senyum dan tidak marah menanyakan masalah apa yang kita hadapi. Ibu kita merupakan saringan untuk menyetujui pernikahan yang menyenangkan hati Orang-Tua kita. Istri yang baik merupakan teman hidup; dibiduk pernikahan kita untuk pertama dan terakhir bagi hidup kita .
Demikian juga Istriku tercinta, saat ini merelakan suaminya pergi jauh demi untuk sesuap nasi dan tidak ada rasa curiga "apapun" kepada suaminya tercinta dan menjaga anak-anak kami menggapai cita-cita yang diinginkan.
Menghormati orang lain seperti dirimu sendiri
Teringat akan 20 tahun silam; saat mengumandang lagu-lagu hit 80-an, teringat juga kala itu kehidupan ku sebagai anak kontrakan; anak kost : menahan lapar ; pokoknya, makan ta' karuan. Ya, terpaksa mie instan lagi.
Pasang musik sekencang-kencangnya; tak perduli dengan teman se rumah apalagi se kamar. Namun, tatkala keadaan ini kembali lagi saat di Qatar ini, Saya usahakan menghormati teman se kamar saya ; laki.
Perusahaan asing, dimana saya bekerja saat ini: memberikan pemondokkan khusus orang Indonesia. Satu pemondokkan isinya 6 kamar=12 orang dan termasuk mobil jemputan dari pondokkan ke kantor dan sebaliknya. Pokoknya, yang diurus hanya kerjaan doang.
Dan kembali ke teman sekamar, teman se kamar saya; namanya Arif (umur 40-an) seorang Muslimin. Pengalaman saya yang 20 tahun itu menjadi pengalaman berharga buat saya ; tatkala saya pulang pagi; karena kerja malam, saya membuka pintu kamar dan pintu lemari dengan perlahan-lahan agar teman saya itu tidak terbangun dari tidur nyenyaknya. Dan untuk memakai komputer; laptop pribadi , saya usahakan keruangan tamu bawah; dengan maksud agar teman saya tidak terganggu dari mimpi indahnya.
Pernah, kali waktu; saat saya pulang pagi, saya mau buka kamar ternyata dikunci dari dalam dan kuncinya ternyata nempel di lobang kunci; dan akhirnya tidak bisa saya buka. Dan akhirnya, saya tidur di sofa bawah aja; demi untuk menghormati teman saya. Pokoknya, energi saya menghormati orang lain seperti diri saya sendiri.
Masak sendiri


Saat aku pertama sekali menginjak daratan negeri gas ini; 11 Maret, 2009, yang menjadi ganjalan; pertanyaan dalam hatiku (?) :
1. Makan (?) , 2. Cuaca (?); panas (?), 3. Pekerjaan dan Bahasa asing; inggris (?), maklum, tau aja, bah. inggris ku ; hanya dipas paskan; cukup.
1.Makan : Tiga bulan pertama , makan diluar; restoran India, Bangladesh yang memang banyak di negeri ini. Hari pertama; kaget saya; banyaknya itu lho; menggunung, sepertinya porsi untuk tiga orang dan rasanya, gimana, ya : mual. Ada yang namanya : Nasi birani (foto No.3 atas), porata, muton;daging kambing kari (foto paling bawah ), muton cuka, chicken kari ,tapi restoran Bangla menghidangkannya dengan panas-panas dibandingkan dengan warung India.
Ada sich, Restoran rasa Indonesia; di Sentral namanya, sekitar 45 menit naik taxi dari villa saya (di Qatar, villa=pemondokan). Mahalnya eh, : sekitar 25 riyal per porsi belum lagi ongkos taxinya.
Akhirnya; setelah melihat rekan-rekan seperjuangan, masak sendiri dan mempertimbangkan segi ekonomisnya juga. Makan diluar : rata-rata 360 riyal per bulan atau sekitar Rp.972.000,- per bulan (1 riyal qatar=Rp.2700,- ; sebenarnya variatif antara Rp.2500,- - Rp.2800,-) dibandingkan masak sendiri : rata-rata 250 riyal perbulan dan lebih higenis dan yang jelas rasa Indonesia.
Di supermarket; Al Meera hanya 10 menit jalan kaki dari pemondokan tersedia bahan yang mau kita masak dan termasuk mie instannya Indo food tersedia disini.
Pulang kerja; jam 7 pagi, aku langsung ambil nasi sisa kemarin malam untuk digoreng campur dengan telor, udang dan kadang kala juga dengan ayam yang sudah digoreng (foto No.2 atas).
Sebenarnya, hal ini sudah biasa bagiku; bekas anak kost di Jakarta. Dan kalau malam hari;mulai pukul 8 malam, ku mulai nanak nasi untuk malam dan pagi. Makan malam, biasanya dengan telor dadar atau mie instan (foto No.1 atas). Rasanya masakan RK(?) : malu ah, ngomongnya. Yang penting : panas dan hegenisnya.
Ternyata ilmu kost yang 20 tahun lalu; bisa diterapkan di negeri gas ini.
Terima kasih buat Istriku tersayang yang kuintip ilmu masaknya selama ini dan juga sobat-sobat satu kontrakan; kost dahulu; saat betapa susahnya menuntut ilmu dan begadang untuk ujian besok paginya dan juga memasak mie instannya.
Tahun 80-an, Kakak-kakak ku tersayang mengirim uang makanku sebesar 50 ribu setiap bulannya.
Tahun 80-an, Kakak-kakak ku tersayang mengirim uang makanku sebesar 50 ribu setiap bulannya.
Kenalan,ya.....
Sebenarnya, saat di Tanah airku; Indonesia, Aku ingin membuat blog; menulis; berbagi cerita buat seluruh saudara ku sebangsa dan setanah air. Tetapi, kala itu, waktu ku sangatlah sempit untuk menyampaikan tulisan.Tapi , saat aku mencari sesuap nasi di negeri gas dan minyak ini; Qatar, terasa ada waktu senggangku ; ku mamfaatkan untuk mengisi hari-hari yang penuh rindu untuk membuat tulisan; walaupun hanya beberapa kata saja. Yang kuharapkan dapat menjadi energi bagi kita semua. Terima kasih.
Langganan:
Postingan (Atom)
Pemilik RK Energi
- RK Energi
- Saya adalah orang Indonesia asli dari suku Batak tulen;yang lahir dan masa remaja di Pematang Siantar, Sumatera-Utara dan menggali ilmu bidang teknik sipil dan menerapkannya di Jakarta. Menikah dengan Boru ni Raja Tampubolon dari Balige, Tapanuli-Utara yang juga menuntut ilmu dan menerapkannya di Jakarta dan Tuhan memberkati di Biduk pernikahan kami dengan 2(dua) anak : Lelaki yang ganteng dan Perempuan yang cakap . Dengan Energi yang menggebu dari dalam dan atas keinginan Tuhan, Saya saat ini berpetualang; mencari sesuap nasi;lagi bekerja pada perusahaan konsultan asing di Qatar.